Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal 4 Pendekatan Evaluasi Program


Macam-Macam Pendekatan Evaluasi diantaranya adalah Pendekatan Evaluasi Berorientasi Tujuan, Pendekanatan Evaluasi Berorientasi Manajemen, Pendekatan Evaluasi Berorientasi Konsumer, Pendekatan Evaluasi Berorientasi Keahlian, dan Pendekatan Evaluasi Berorientasi Partisipan.

Pada kesempatan kali Bimbingan Konseling hanya akan membahas pendekatan evaluasi berorientasi tujuan, untuk pendekatan evalusai lain ada dibahasan berikutnya. Sebelum langsung ke pembahasan alangkah baiknya kalau memahami apa itu evaluasi.


Pengertian Evaluasi

Evaluasi program bimbingan, menurut W.S Winkel (1991:135), adalah usaha menilai efesiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan. Adapun menurut Dewa Ketut sukardi (1990:47), evaluasi program bimbingan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan. Jadi, evaluasi pelaksanaan program bimbingan konseling merupakan suatu usaha untuk menilai efisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan konseling demi peningkatan mutu program bimbingan konseling.


Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah upaya untuk mengukur tingkat kontribusi konselor pola pengembangan bimbingan di kampus dan disrtik. Sebagaimana usaha mereka untuk meningkatkan tingkat komitmen dan kemampuan pengetahuan ketrampilan profersional. Tim evaluator mengukur usaha konselor untuk meraih pencapaian yang telah mereka tetapkan dibawah kepemimpinan dari pemimpin program bimbingan mereka, pengarah bimbingan, kepala sekolah.


TOKOH Yang Memperkenalkan Evalusi Berorientasi Pada Tujuan: Ralph W Tyler 

Tyler memahami bahwa evaluasi sebagai sebuah proses yang cukup menentukan tujuan-tujuan program mana yang telah tercapai dan mana yang belum dapat dicapai. 


Tahapan Evaluasi

  1. Menentukan tujuan umum
  2. Mengklasifikasikan antara tujuan umum dan tujuan khusus (goal and objective)
  3. Menentukan tujuan dalam rumusan tingkahlaku nyata
  4. Menemukan situasi dimana capaian target tersebut dapat ditunjukkan
  5. Mengembangkan atau memilih teknik-teknik pengukuran
  6. Mengumpulkan data performansi
  7. Membandingkan data performansi dengan tingkahlaku yang telah ditentukan dalam tujuan.

Model Kesenjangan

Bentuk lain dari orientasi tujuan dikembangkan oleh Provus.

Malcolm Provus (1973) memandang evaluasi sebagai proses manajemen informasi yang berkelanjutan 
Evaluasi = proses yang mencakup 1) kesepakatan tentang standar-standar tertentu (kata lain dari sasaran/objective), 2) menentukan ada/tidak ada kesenjangan yang muncul antara performansi dan sejumlah aspek program dan perangkat standar untuk performansi tersebut, 3) menggunakan informasi tentang kesenjangan dalam memutuskan untuk mengembangkan atau melanjutkan atau menghentikan program keseluruhan ataupun salah satu aspek dari program tersebut. 

Tahapan Evaluasi Kesenjangan
  1. Definisi 
  2. Instalasi 
  3. Proses (hasil sementara)
  4. Hasil 
  5. Analisa biaya (pilihan).
Penjelasan mengenai kelima tahapan evaluasi kesenjangan adalah sebagai berikut:

Tahap Pertama

Definisi atau tahap perancangan (pendesainan), difokuskan pada menentukan tujuan, proses atau aktivitas dan memaparkan sumber-sumber yang diperlukan serta partisipan yang turut-serta dalam pelaksanaan dan menyelesaikan tujuan-tujuan. Provus menganggap bahwa program adalah sebuah sistem dinamik yang meliputi input (antecedents), proses, dan output (outcomes). 

Tahap Kedua

Instalasi desain program dalam hal ini dijadikan sebagai standar untuk pelaksanaan penilaian program. Evaluator menghasilkan perangkat tes (alat ukur) yang sesuai untuk mengidentifikasi sejumlah kesenjangan antara yang diharapkan dengan implementasi program yang actual

Tahap Ketiga

Proses penilaian memfokuskan pada pengumpulan data tentang laporan-laporan partisipan untuk menentukan apakah mereka menunjukkan perubahan tingkahlaku seperti yang diharapkan. Peninjauan dapat dilakukan terhadap program yang disinyalir banyak “siswa” yang mengalami kesulitan, untuk kemudian diputuskan apakah program tersebut diberlakukan ulang atau dihentikan. 

Tahap Keempat

hasil, evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah tujuan jangka pendek (terminal objectives) dari program tersebut telah dicapai. Provus membedakan antara istilah terminal objective (immediate outcome) dengan ultimate objectives (long-term outcome). 

Selain 4 fase tersebut Provus juga menambahkan fase kelima sebagai suatu pilihan, yaitu berkaitan dengan analisa tentang biaya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan dalam program tersebut.

Apabila dalam pelaksanaannya terjadi ketidaksesuaian, Provus menyarankan agar dilakukan proses problem solving untuk staf program dan evaluator. Proses ini untuk menjawab pertanyaan: 1) mengapa ada ketidaksesuaian?, 2) tindakan korektif apa yang mungkin dilakukan? dan, 3) tindakan korektif apa yang paling sesuai?


Skema Merumuskan Tujuan

The Evaluation Cube

Kebutuhan pemuda (klien): intelektual, fisik, pekerjaan, sosial, moral, seni budaya dan emosional.
Usia pemuda: dimensi ini berhubungan dengan karakteristik klien.
Sumber layanan bagi klien, seperti: rumah, layanan sosial, layanan kesehatan, ekonomi dan bisnis, pekerjaan umum, hukum, pendidikan dan agama. 

Logic Models

Input - mengelola anggaran, mengatur fasilitas, peralatan, materi dan kebutuhan lain yang diperlukan dalam program.

Activities - sesi mingguan, kurikulum, workshop, konferensi, rekruitmen, layanan kesehatan, laporan berkala, pelatihan terhadap staf, dan lain-lain.

Output -  jumlah partisipan tiap minggu dengan kategori demografinya, jumlah pertemuan kelas, waktu yang digunakan secara langsung pada tiap partisipan, jumlah laporan berkala, dan lain-lain.

Immediate, intermediate, long-term, dan ultimate outcomes - tujuan yang berkesinambungan untuk perkembangan dan perubahan partisipan.


Kekuatan Dan Keterbatasan Pendekatan Evaluasi Berorientasi Tujuan

  1. Kekuatan dan daya tarik terbesar dari pendekatan yang berorientasi tujuan ke evaluasi adalah kesederhanaannya
  2. Mudah dipahami, mudah diikuti dan diterapkan, dan menghasilkan informasi yang para pengambil kebijakan program secara umum setuju berkait dengan misi mereka
  3. Pendekatan ini telah merangsang banyak perkembangan teknologi dari tahun ke tahun bahwa proses dari menetapkan tujuan dan mengembangkan atau menemukan instrumen dan prosedur pengukuran yang sesuai. 


Kritik Terhadap Pendekatan Berorientasi Tujuan

  1. Adanya kekurangan komponen evaluatif yang riil
  2. Adanya kekurangan standar untuk menilai tentang kesenjangan antara tujuan dan tingkat pencapaiannya
  3. Mengabaikan nilai-nilai dari tujuan itu sendiri
  4. Mengabaikan alternatif-alternatif penting yang seharusnya diperhatikan dalam perencanaan program
  5. Mengabaikan konteks dimana evaluasi dilaksanakan
  6. Mengabaikan hasil-hasil yang penting lainnya yang nampak dari tujuan (hasil yang tidak dinyatakan)
  7. Mengabaikan bukti tentang nilai-nilai program tidak direfleksikan pada tujuan itu sendiri, dan 
  8. Mempertimbangkan sesuatu secara linier saja, tidak fleksibel untuk melakukan evaluasi.

Post a Comment for "Mengenal 4 Pendekatan Evaluasi Program"