Guru BK Harus Selektif Memberikan Informasi Perguruan Tinggi, Tidak Boleh Untuk Keuntungan Guru BK Sendiri
Sudah menjadi agenda rutin tahunan guru Bimbingan dan Konseling (BK) memberikan informasi Perguruan Tinggi bagi peserta didik kelas XII SMK/ SMA/ MA. Harapannya bagi yang berminat masuk perguruan tinggi tercapai sesuai pilihan jurusan pada Universitas.
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) biasanya pasif mempromosikan dirinya sendiri, karena tanpa promosi pasti banyak yang berminat masuk PTN. Berbeda dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang aktif jemput bola ke sekolah-sekolah demi mendapatkan mahasiswa.
Biasanya 6 hingga 8 bukan sebelum Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri dibuka, PTS sudah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dengan strategi marketingnya. Misalnya potongan biaya bagi pendaftar gelombang pertama, mendapatkan beasiswa, dan jaminan kerja setelah lulus.
Peserta didik yang kurang informasi tentang PTN pasti goyah dengan iming-iming ini dan memutuskan sejak awal daftar ke PTS. Padahal lulusan PTN dan PTS itu sama, tidak ada yang benar-benar menjanjikan lulusannya langsung dapat kerja kecuai dari mahasiswa itu sendiri yang aktif melamar kerja.
Tim marketing PTS datang ke sekolah menemui guru BK untuk mensosialisasikan PTS serta jurusannya. Kalau ada salah satu peserta didik yang diterima di sana, maka BK akan mendapatkan imbalan dari PTS tersebut.
Sayangnya di lapangan banyak guru BK yang memanfaatkannya, dan mengabaikan kebutuhan peserta didik yang sebenarnya. Kalau niatnya masuk PTS maka layanan informasi yang diberikan juga tentang PTN, bukan PTS.
Bagi Saya sendiri selaku guru BK di SMK yang membimbing siswa Kelas XII selalu memprioritaskan untuk daftar di PTN, kalau sudah mentok tidak diterima baru ambil PTS.
Seleksi masuk PTN itu banyak sekali diantaranya adalah SMPTN, SBMPTN, dan jalur Reguler. Pendaftaran PTN cenderung lebih singkat daripada PTS. Untuk PTS biasanya membuka pendaftaran paling awal dan ditutup paling akhir juga.
Makanya Saya sarankan daftar dulu di PTN, seandainya tidak diterima melalui 3 jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri daftarlah di PTS pasti di terima. Daftar di PTS itu enak, tidak ada tesnya. Seberapapun nilai raport peserta didik, asalkan daftar pasti di terima.
Guru BK Harus Tahu Peserta Didik Mau Melanjutkan Kemana?
Menghadapi peserta didik jangan secara general karena tidak semuanya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Pasti ada yang ingin bekerja dan ada yang ingin masuk perguruan tinggi.
Dalam hal ini guru BK boleh memberikan informasi perguruan tinggi dan lowongan pekerjaan, namun ketika peserta didik sudah mantap dengan pilihannya baru dimantapkan lagi. Jangan giring peserta didik dengan pilihan yang tidak disukainya dengan argumen tertentu.
Guru BK boleh memberikan informasi PTS, namun tanya dulu apakah ingin masuk Perguruan Tinggi Swasta atau tidak? kalau iya apa alasan untuk memilih hal tersebut. Misalnya orang tua hanya mendukung kuliah di perguruan tinggi terdekat rumah dan adanya hanya PTS. Kalau ambil PTN jauh, perlu biaya kos, makan, dan lain sebagainya bila diterima.
Post a Comment for " Guru BK Harus Selektif Memberikan Informasi Perguruan Tinggi, Tidak Boleh Untuk Keuntungan Guru BK Sendiri"