Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling

Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling

Paparan pada bagian terdahulu, menyatakan betapa pentingnya media untuk mempermudah penyampaian materi layanan bimbingan kepada kelompok sasaran. Ada beberapa langkah yang dipertimbangkan untuk mengembangkan sebuah media bimbingan dan konseling, sebagai berikut:
  • Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa
  • Perumusan tujuan bimbingan dan konseling, 
  • Perumusan butir-butir materi yang terperinci
  • Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
  • Menuliskan naskah media
  • Merumuskan instrumen dan tes dan revisi.

1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa

Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need). Salah satu indikator sebuah kebutuhan karena di dalamnya terdapat kesenjangan (gap). Kesenjangan adalah ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya atau apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Adanya kebutuhan, seyogyanya menjadi dasar dan pijakan dalam membuat media bimbingan dan konseling, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media dapat berfungsi dengan baik. Kesesuaian media dengan siswa menjadi dasar pertimbangan utama, sebab hampir tidak ada satu media pun yang dapat memenuhi semua tingkatan usia. Media yang digunakan siswa, haruslah relevan dengan kemampuan yang dimiliki siswa (Nursalim, dkk, 2010).

2. Perumusan Tujuan

Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kegiatan, karena dengan tujuan akan mempengaruhi arah dan tindakan seseorang. Dengan tujuan itu pulalah seseorang dapat mengetahui apakah target sudah dapat tercapai atau belum. Dalam program bimbingan dan konseling tujuan merupakan faktor yang sangat penting, karena tujuan itu akan menjadi arah bagi siswa untuk melakukan perilaku yang diharapkan atas tujuan tersebut. Dengan tujuan yang jelas, maka dengan mudah guru BK dapat mempengaruhi sejauh mana siswa mampu mencapai tujuan itu.

Tujuan yang baik, yaitu mengandung unsur:  jelas, terukur, dan operasional. Perumusan tujuan seharusnya memiliki ketentuan sebagai berikut:
  • Client Oriented, dalam merumuskan tujuan, harus selalu berpatokan pada perilaku siswa/konseli, dan bukan perilaku guru BK. Dalam perumusannya kata-kata siswa secara eksplisit dituliskan. Selain itu, perilaku yang diharapkan dicapai sedapat mungkin dilakukan siswa dan bukan perilaku yang tidak mungkin dilakukan siswa
  • Operational, perumusan tujuan harus dibuat secara spesifik dan operasional sehinggan mudah untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Tujuan yang spesifik ini terkait dengan penggunaan kata kerja. Kata kerja yang terlalu umum akan menghasilkan perilaku atau tindakan siswa yang juga bersifat umum, namun sebaliknya kata kerja yang khusus akan menghasilkan perilaku yang khusus pula.

3. Perumusan Materi

Titik tolak perumusan materi bimbingan dan koseling adalah dari rumusan tujuan. Materi berkaitan dengan substansi isi bimbingan dan konseling yang harus diberikan. Materi perlu disusun dengan memperhatikan kriteria-kriteria tertentu, diantaranya:
  • Sahih atau valid, materi yang dituangkan untuk layanan bimbingan dan konseling benar-benar telah teruji kelayakan dan kesahihannya. Hal ini juga berkaitan dengan keaktualan dan kebaruan materi, sehingga materi yang disiapkan tidak ketinggalan jaman, dan memberikan kontribusi untuk masa mendatang
  • Tingkat kepentingan (significant), dalam memilih materi perlu dipertimbangkan pertanyaan sebagai berikut: sejauhmana materi tersebut penting untuk dipelajari? Penting untuk siapa? Dimana dan mengapa? Dengan demikian materi yang diberikan kepada siswa tersebut benar-benar yang dibutuhkannya
  • Kebermanfaatan (utility), kebermanfaatan yang dimaksud haruslah dipandang dari dua sudut yaitu kebermanfaatan secara akademik dan non akademik. Secara akademis materi harus bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan siswa, sedangkan non akademis materi harus menjadi bekal berupa life skill baik berupa pengetahuan aplikatif, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkannya dalam kehidupan sehari-hari
  • Learnability, artinya sebuah program harus dimungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah, sulit ataupun sukar) dan bahan ajar tersebut layak digunakan sesuai dengan kebutuhan setempat
  • Menarik minat (interest), materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus menimbulkan keingintahuan lebih lanjut, sehingga memunculkan dorongan lebih tinggi untuk belajar secara aktif dan mandiri.

4. Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan

Layanan bimbingan dan konseling yang telah dilakukan harus diukur, apakah tujuan bimbingan dan konseling sudah tercapai atau belum? Untuk mengukur hal tersebut, maka diperlukan alat ukur yang berupa tes penguasaan materi bimbingan atau daftar cek perilaku. Alat ukur keberhasilan belajar ini perlu dikembangkan dengan berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai dengan materi yang sudah disiapkan.

Adapun aspek yang perlu diukur adalah tiga kemampuan utama yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara tujuan, materi, dan tes pengukur keberhasilan.

Tugas guru BK di sekolah ialah melaksanakan program BK sesuai rancangan, yang terdiri atas program utama yakni pemberian layanan BK dan melaksanakan kegiatan pendukung bagi layanan tersebut. Disamping itu, perlu pula dilakukan program penunjang yang dapat memperlancar bagi pelaksanaan program utama. Dalam melaksanakan program-program itu, maka diperlukan media yang memadai agar program BK di sekolah terlaksana secara memadai.

Ditinjau dari fungsinya, media yang digunakan dalam program BK dikelompokkan menjadi:
  • Media untuk menyampaikan informasi
  • Media sebagai asesmen pengumpul dan penyimpan data
  • Media sebagai alat bantu dalam memberikan group informatation (informasi secara kelompok)
  • Media sebagai bibliokonseling
  • Media sebagai alat menyampaikan laporan.

Post a Comment for "Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling"