Pengertian Konseling REBC (Rational Emotive Behavior)
Sebagaimana lazimnya model konseling kognitif REBC juga bersifat direktif, didaktik, praktis, dan peduli pada pikiran dan perasaan. Menekankan berpikir, menilai, memutuskan, menganalisa, dan berbuat dengan mengasumsikan bahwa kognisi, emosi, dan perilaku berinteraksi dan memiliki hubungan sebab-akibat timbal balik. Ellis mengajarkan bahwa emosi kita berasal terutama dari keyakinan kita, evaluasi, interpretasi, dan reaksi terhadap situasi kehidupan.
Teori A-B-C dari Ellis
A = Activating Event (peristiwa pemicu)
- Apa yang menurut anda telah terjadi?
- Apa yang anda lihat?
B = Beliefs about Activating Event (keyakinan atas peristiwa)
Apa yang anda katakan pada diri sendiri?
C = Consequences (konsekuensi)
- Bagaimana anda berbuat?
- Bagaimana anda merasa?
Dua Belas Mitos atau Ide Irasional sebagai Akar Masalah
1. Adalah mutlak kebutuhan untuk dicintai/mendapat persetujuan setiap orang
2. Tindakan tertentu adalah buruk atau jahat, orang-orang yang melakukan tindakan tersebut mengerikan dan jahat
3. Hal ini mengerikan ketika ada yang tidak seperti yang kita inginkan
4. Kesengsaraan manusia disebabkan faktor eksternal
5. Jika sesuatu menyebabkan kecemasan kita harus menjadi sangat marah dan tanpa henti terobsesi tentang hal itu
6. Lebih mudah untuk menghindari daripada menghadapi kesulitan hidup dan tanggung jawab
7. Kita benar-benar membutuhkan sesuatu yang lebih kuat atau lebih besar dari diri kita sendiri
8. Kita harus benar-benar kompeten dalam semua cara
9. Karena sesuatu sekali sangat mempengaruhi kehidupan kita, maka tanpa batas waktu terus mempengaruhi
10. Kita harus mengontrol semua hal
11. Kebahagiaan manusia dapat dicapai oleh kemalasan
12. Kami berada dalam kekuasaan emosi kita.
2. Social interest
3. Self-direction
4. Tolerance
5. Flexibility
6. Acceptance of uncertainty
7. Scientific thinking
8. Self-acceptance
9. Risk taking
10. Nonutopianism
11. Self-responsibility.
Secara diagram kerangka kerja berlandas teori A-B-C sebagaimana gambar berikut.
Konsep Dasar Konseling REBC (Rational Emotive Behavior)
REBC mendasarkan pada teori ABC tentang bagaimana masalah emosi dan perilaku terjadi. Orang biasanya memberikan reaksi emosi dan perilaku langsung dikaitkan pada peristiwa yang medahului. Ellis memperkenalkan cara baru bahwa bukan peristiwa yang menentukan reaksi melainkan persepsi atau sistem keyakinan (belief system) seseorang. Masalah emosi dan perilaku muncul apabila seseorang memiliki sistem keyakinan yang kurang tepat atau irasional.Teori A-B-C dari Ellis
A = Activating Event (peristiwa pemicu)
- Apa yang menurut anda telah terjadi?
- Apa yang anda lihat?
B = Beliefs about Activating Event (keyakinan atas peristiwa)
Apa yang anda katakan pada diri sendiri?
C = Consequences (konsekuensi)
- Bagaimana anda berbuat?
- Bagaimana anda merasa?
Dua Belas Mitos atau Ide Irasional sebagai Akar Masalah
1. Adalah mutlak kebutuhan untuk dicintai/mendapat persetujuan setiap orang
2. Tindakan tertentu adalah buruk atau jahat, orang-orang yang melakukan tindakan tersebut mengerikan dan jahat
3. Hal ini mengerikan ketika ada yang tidak seperti yang kita inginkan
4. Kesengsaraan manusia disebabkan faktor eksternal
5. Jika sesuatu menyebabkan kecemasan kita harus menjadi sangat marah dan tanpa henti terobsesi tentang hal itu
6. Lebih mudah untuk menghindari daripada menghadapi kesulitan hidup dan tanggung jawab
7. Kita benar-benar membutuhkan sesuatu yang lebih kuat atau lebih besar dari diri kita sendiri
8. Kita harus benar-benar kompeten dalam semua cara
9. Karena sesuatu sekali sangat mempengaruhi kehidupan kita, maka tanpa batas waktu terus mempengaruhi
10. Kita harus mengontrol semua hal
11. Kebahagiaan manusia dapat dicapai oleh kemalasan
12. Kami berada dalam kekuasaan emosi kita.
Tujuan Konseling REBC (Rational Emotive Behavior)
1. Self-interest2. Social interest
3. Self-direction
4. Tolerance
5. Flexibility
6. Acceptance of uncertainty
7. Scientific thinking
8. Self-acceptance
9. Risk taking
10. Nonutopianism
11. Self-responsibility.
Proses Konseling REBC (Rational Emotive Behavior)
Konseling dipandang sebagai proses pendidikan. Konseli belajar mengidentifikasi dan mendebat keyakinan irasional yang dipelihara oleh indoktrinasi diri; mengganti cara berpikir yang tidak efektif dengan kognisi efektif dan rasional; berhenti berpikir absolutistik, menyalahkan, dan mengulangi keyakinan palsu; dan mreekonstruksi pemikirannya.Secara diagram kerangka kerja berlandas teori A-B-C sebagaimana gambar berikut.

Contoh Kasus
A = Activity Event
Aku ada di sebuah pentas seni di sekolah.
B = Belief
Saya harus tampil menarik, atau saya merasa ditinggalkan
Saya harus merokok untuk bersantai dan bersenang-senang
Ini aneh dan saya tidak bisa berdiri di sini
Aku orang jahat karena itu saya perlu merokok.
C = Konsekuensi
Saya merasa cemas
Saya merokok.
D = Dispute: menyanggah keyakinan irasional (iB's)
Setelah mengidentifikasi A, B dan C, bergerak ke D.
- Apa yang memaksa saya memegang kepercayaan ini?
- Apakah itu membantu atau mengalahkan diri sendiri?
- Mana bukti yang mendukung keyakinan saya?
- Apakah hal ini konsisten dengan kenyataan?
- Apakah keyakinan saya logis?
- Apakah ini mengikuti pilihan dan kesukaan saya?
- Apakah itu mengerikan (bisa seburuk itu)?
- Benarkah saya dapat tidak tahan?
Untuk contoh kasus di pentas seni
D = Penyanggahan kepercayaan irrasional = (iB's)
- Mengapa hal ini begitu mengerikan?
- Di mana bukti bahwa saya tidak bisa mengatasinya?
- Apa artinya bila saya berkata "Saya tidak bisa mengatasinya?
- Apakah saya benar-benar meledak?
- Haruskah aku selalu mendapatkan apa yang saya inginkan?
- Apakah dalam jangka panjang minat saya yang terbaik untuk percaya bahwa saya harus merokok?
- Apakah kepercayaan ini akan mengarah kepada perilaku yang saya inginkan?
E = New Effect: efek baru (kepercayaan rasional yang baru)
Setelah penyanggahan (D), kita melanjutkan ke E.
Emosi negatif baru yang sehat
- Kecewa
- Prihatin
- Jengkel, terganggu
- Sedih
- Menyesal
- Frustrasi.
Perilaku konstruktif Baru
Contoh kasus di pentas seni:
E = efek baru (kepercayaan rasional yang baru)
- Hal ini sulit, tapi aku bisa bersenang-senang tanpa merokok
- Hal ini tidak nyaman, tapi aku bisa menanganinya
- Ini adalah kepentingan jangka panjang saya untuk tidak menggunakannya
- Aku ingin menjadi orang yang bersih dan sadar
- Meskipun mungkin menjengkelkan, itu tidak mengancam jiwa
- Saya sangat mungkin ingin merokok, tapi aku bisa bertahan tanpanya
- Sementara merokok dapat membawa relaksasi jangka pendek, namun itu mengarah ke masalah lain.
E = efek baru (perilaku konstruktif yang baru)
- Saya tetap menahan diri.
- Aku tinggal di suasana pentas seni dan bersenang-senang.
- Aku mendekati tujuanku menjadi bersih dan sadar dari kecanduan.
Perluasan A-B-C
Beberapa fasilitator memperpanjang dasar ABCDE dengan memasukkan F (new feeling) dan G (goal).
F = Perasaan Baru
Setelah menyanggah keyakinan/kepercayaan irasional dan mengubah ke rasional, bagaimana Anda merasa?
Kesal tanpa marah, prihatin tanpa cemas, sedih tanpa depresi?
G = Tujuan
- Bagaimana E (efek baru) membantu Anda mencapai tujuan Anda?
- Dalam jangka pendek? Dalam jangka panjang?
Contoh di pentas seni
F = Perasaan Baru
- Saya merasa tidak nyaman dan frustrasi, tetapi itu adalah emosi negatif sehat yang aku bisa mengatasinya.
- Saya merasa lebih kuat dan bangga pada diri sendiri untuk memenuhi tantangan tersebut.
G = Tujuan
- Aku bertemu dengan tujuanku tidak merokok hari ini
- Saya sudah dekat untuk menjadi orang yang bersih dan sadar
- Dengan pikiran yang jernih saya akan bisa mencapai tujuan saya jangka menengah dan jangka panjang.
Teknik-Teknik REBC (Rational Emotive Behavior)
1. Cognitive aspects
Disputing irrational thinking, homework, changing self-taking content, humor
2. Emotional aspects
Imaginary, role play, assertive training
3. Behavior
Desensitization, relaxation, modeling
Post a Comment for "Pengertian Konseling REBC (Rational Emotive Behavior)"